Senin, 15 September 2014

apakah aku yakin? insya allah.

kuputuskan untuk yakin. atas semua keraguan yang tak henti menerpa, akhirnya kuputuskan untuk yakin. untuk bisa meyakini setiap inci mimpi kita. untuk bisa meyakini setiap jengkal khayal kita. tentang janjimu dan janjiku. kita terikat olehnya, biarlah, karna gerakku dan gerakmu masih bisa kita satukan menjadi tarian indah tanpa rasa tercekik. kuputuskan untuk yakin. karena tugasku terhadap mimpiku dan mimpimu hanya satu, cukup mempercayainya. tapi bukan hanya sekedar itu, aku putuskan untuk yakin. dan aku pastikan bahwa aku akan menyelamatkan kuliahku. karena cuma itu yang bisa kulakukan saat ini, sebagai perempuan, sebagai anak dari Ibuku, sebagai istri bagi suamiku (kelak), sebagai Ibu dari anakku (kelak), dan sebagai hamba dari Tuhanku.  dan aku haruskan kamu untuk menyelamatkan kuliahmu. karena cuma itu yang bisa kamu lakukan sebagai laki laki, sebagai suami dari istrimu (kelak), sebagai Ayah dari anakmu (kelak), dan sebagai hamba dari Tuhanmu. diantara yang aku pastikan dan aku haruskan, aku berdoa semoga segala inci dan jengkal proses yang kulalui, akan selalu ada kamu, dan berakhir di kamu. apakah aku yakin? Insya Allah. Bismillah.




-ditulis oleh perempuan yang berusaha untuk yakin atas keputusannya untuk yakin-

Selasa, 05 Agustus 2014

munafikku tak tertolong lagi.

mengapa ada kata munafik di kamus kita? padahal kalau tak ada, sungguh akan lebih mudah untuk tidak melakukannya. munafik adalah kata yang paling kubenci tapi sekaligus kusuka. mu na fik. duh! ini tulisan entah akan kemana juntrungannya, yang pasti aku munafik, paling munafik, dan selalu munafik. okay. bhay!

Kamis, 08 Mei 2014

adakah yang lebih menyedihkan?

akhir akhir ini kepalaku selalu dipenuhi pertanyaan yang itu-itu saja. pertanyaan yang amat sangat mengganggu dan miris. dan pertanyaan itu ialah....
"adakah yang lebih menyedihkan, selain merindukan diri sendiri?"
duh! sampai akhirnya aku memutuskan untuk bertanya pada Surayah, dia cuma menjawab, "kamu hilang?" mendengar jawaban itu aku cuma bisa bingung, bengong. apa iya aku hilang? mengapa bisa hilang? ah! aku pun tak tahu, yang kutahu cuma satu: aku kangen kamu, Et! kangen kamu yang dulu. yang entah kenapa sekarang tak ada. yang entah kenapa sekarang lenyap. aku kangen kamu yang sering galau, yang mendadak menjadi manusia paling melankolis di bumi ini, yang sedetik kemudian tiba-tiba menjadi perempuan paling bijak. ya, aku kangen kamu yang aneh itu. yang aneh, tapi selalu saja ajaib. aku kangen kamu yang doyan begadang, yang bisa menghabiskan waktunya di depan laptop hanya untuk menjadi stalker, yang memiliki mata panda tapi tetap memiliki bibir yang terus melengkung. aku kangen kamu yang dulu. yang bisa tidak tidur hanya demi membaca novel roman picisan, yang galau sedikit pasti menulis, yang tertekan sedikit pasti curhat dan berakhir dengan kesimpulan-kesimpulan gilak! yah, aku kangen kamu, Et! kangen kamu yang dulu. dan... adakah yang lebih menyedihkan, selain merindukan diri sendiri? entahlah~

Jumat, 14 Februari 2014

Bersama kamu, hatiku berfungsi dengan amat baik.

aku jatuh cinta. lagi. setelah sekian lama akhirnya aku merasakan lagi jatuh. di hati manusia. aku jatuh. di hati seorang Adam. aku jatuh. di hati kamu. kamu. yang untuk membayangkan kenal dekat denganmu saja adalah suatu hal yang disebut mimpi. kamu. yang untuk membayangkan bersamamu saja adalah peristiwa yang disebut mustahil. tapi ternyata seperti yang pernah kubilang, seperti yang pernah kamu dengar, “apa sih yang ga ada buat Edvinaaa” haha! yak! ternyata tiba tiba satu manusia datang. tiba tiba seorang Adam hadir. tiba tiba kamu ada. kamu ada di setiap pagi. kamu ada di setiap siang. kamu ada di setiap malam. kamu ada di setiap bangun. kamu ada di setiap tidur. kamu ada di setiap sadar. kamu ada di setiap mimpi. kamu lagi. kamu lagi. ada lagi. ada lagi. tapi aku cuma bisa apa setiap kamu bertanya tentang perasaanku? aku cuma bisa mencuri lirik dari Iwan Fals:
“...seperti biasa aku tak sanggup berjanji. hanya mampu katakan aku cinta kau saat ini. entah esok hari. entah lusa nanti. entah..”

meskipun entah, yang aku tahu semenjak senja yang lalu, sampai kemarin, hingga saat ini, aku menemukan hatiku jatuh di kamu. semoga sampai nanti. sampai waktu yang belum ditentukan. karena bersama kamu, hatiku berfungsi dengan amat baik.

Selasa, 29 Oktober 2013

dunia semakin mengabur.

dunia semakin mengabur akhir akhir ini. terutama untuk perempuan macam Kidung. perempuan yang kurang cantik, katanya, kalau ditinjau dari definisi kecantikan sekarang ini. katanya Kidung kurang ramping, kurang putih, kurang mulus, kurang menarik. katanya Kidung terlalu biasa, jadi tak ada lelaki yang sudi meliriknya. maka Kidung pun kalut. kebingungan. bukan salah Bunda mengandung, katanya. setiap perempuan itu cantik. bahkan di agamanya pun diajarkan do'a bercermin bukan untuk meminta kecantikan tubuh, tapi kecantikan hati. karena memang pada dasarnya Tuhan menciptakan semua perempuan itu cantik, bukan? (red: allahumma kamma hassanta khalqi, fahassin khulqi. Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperindah tubuhku, maka perindahlah pula akhlakku). hhh, tapi karena duia semakin mengabur, maka definisi kecantikan pun ikut mengabur. tinggallah Kidung yang tersungkur. tersingkir. sungguh dunia itu kejam, membuat definisi sekenanya. seenak udelnya. padahal Kidung perempuan. padahal setiap perempuan itu cantik. padahal definisi kecantikan sekarang telah tercampur oleh pendoktrinan kontes kecantikan dan perusahaan kosmetik. padahal dunia telah mengabur. padahal kita semua tidak bersyukur. padahal aku mungkin sedang ngawur. padahal Kidung itu mungkin aku. mungkin kamu. mungkin kalian. mungkin saja kita. atau mungkin cuma aku?! ah, sungguh dunia semakin mengabur.

Kamis, 17 Oktober 2013

aku(n)

dan... di antara semua pilihan, aku dihadapkan pada dua pilihan yang sulit. lalu aku memilih yang bukan aku, aku melepas yang aku. maka sudah jadi nasibku menyelami yang ini, menjalani yang satu: yang bukan aku. selamat!

Kamis, 10 Oktober 2013

sebenarnya kamu itu punya banyak jalan untuk bahagia. tapi kadang kamu sendiri yang buat bingung mau lewat jalan mana.
 - trisna iryansyah-